Kota Batu - Divisi Humas Polri bersama Bidhumas Polda Jatim, dan Polres Batu melaksanakan kegiatan Silaturahmi Kamtibmas dengan tema "Terorisme Musuh Kita Bersama." Acara ini diadakan di Boarding School Ma'had Al Izzah, Desa Sumberejo, Kecamatan Batu, Kota Batu, dalam rangka untuk memerangi radikalisme dan terorisme, Kamis (10/10/2024),
Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa pejabat penting, antara lain Kombes Pol. Erdi Adrimulan Chaniago, S.I.K., S.H., M.Si., selaku Ketua Tim Divhumas Polri, serta pejabat dari Bidhumas Polda Jatim dan Polres Batu. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat, perwakilan pondok pesantren beserta santri, serta organisasi masyarakat, seperti Ketua FKUB, PCNU, Muhammadiyah, LDII, dan Ansor Kota Batu.
Dalam sambutannya, Kombes Pol. Erdi A. Chaniago menekankan pentingnya kegiatan silaturahmi ini dalam menguatkan kerjasama lintas lembaga untuk menangkal penyebaran radikalisme.
"Kunjungan kami di Batu bukan karena daerah ini intoleran, tetapi untuk memperkuat kesadaran terkait bahaya radikalisme. Kami juga menekankan pentingnya motto ‘saring sebelum sharing’ dalam menghadapi penyebaran radikalisme di era digital, khususnya melalui media sosial,"ujar Kombes Pol. Erdi.
Beliau menambahkan bahwa kemajuan teknologi telah mempercepat penyebaran paham radikal, sehingga perlunya keterlibatan semua pihak, termasuk pesantren dan tokoh masyarakat, dalam memberikan solusi untuk penggunaan gadget yang sehat dan aman.
Diskusi mendalam diharapkan menghasilkan langkah konkret untuk mencegah terorisme di kalangan generasi muda.
Ustad Maftuhin Ahmadi, M.Pd., selaku Direktur Pendidikan Boarding School Ma'had Al Izzah, menyambut baik acara ini dan menyatakan kesiapannya mendukung upaya Polri dalam melawan radikalisme. Ia juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran pimpinan pesantren yang berhalangan hadir.
Narasumber dari Divhumas Polri, Mohamad Nazir Abbas, memberikan apresiasi kepada Polri, terutama Densus 88, atas kerja kerasnya dalam menangani terorisme. Ia mengingatkan pentingnya pendidikan toleransi dan keragaman dalam menghadapi radikalisme.
"Pencegahan radikalisme adalah tanggung jawab bersama yang melibatkan pendidikan, sosial, dan kebijakan publik," ungkapnya.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat, terutama generasi muda, dapat lebih memahami bahaya radikalisme dan terorisme serta ikut serta dalam menciptakan Indonesia yang lebih inklusif dan harmonis.
(Sam/Rls)