×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

5 Tantangan Gerakan Koperasi Di Era Digitalisasi

Senin, Juli 22, 2024 | 17:00 WIB Last Updated 2024-07-22T10:01:39Z
5 Tantangan Gerakan Koperasi Di Era Digitalisasi


Kota Batu - Dengan mengangkat tema "Koperasi Maju Indonesia Emas ",Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) Jawa Timur menggelar agenda acara puncak Digahayu Koperasi ke 77 di Hall Arjuna Hotel Selecta, Senin 22/7/2024.


Hadir pada acara puncak , PJ Walikota Batu Aries Agung Paewai, Ketua Umum Dekopin Dr. Sri Untari Bisowarno, S. AP, Ketua Dekopin Wilayah Jawa Timur H. Slamet Susanto, SE,. MM , Kabid Kelembagaan dan Pengawasan Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur Nanang Abu Hamid, M. Si. 


Melihat perkembangan koperasi di era digitalisasi saat ini, menurut Ketua Umum Dekopin mengaku terdapat 5 tantangan yang harus dihadapi, diantaranya persoalan sumber daya manusia (SDM), regulasi, teknologi informasi, regenerasi serta digitalisasi.


"Ini hal- hal yang perlu dipikirkan, dikaji, ditelaah oleh teman-teman gerakan koperasi. Karena di Dekopin Wil, di Dekopin ada majelis pakar yang memang memiliki tugas untuk melakukan telaah terhadap aturan baru maupun peradaban baru", ungkap Sri Untari Bisowarno saat diwawancara awak media.


Pihaknya juga menambahkan, saat ini ada peradaban baru dimana kehidupan sudah ada di dalam gadget dengan teknologi yang ada. 


"Gerakan koperasi perlu mengadaptasi, menjadikannya sebagai sebuah tantangan yang harus dijawab dan kemudian menjadi bagian dari upaya untuk membuat gerakan koperasi menjadi besar ",Sri Untari Bisowarno menambahkan.


Dengan digitalisasi dalam gerakan koperasi akan terbangun transparansi dan akuntabilitas, namun demikian persoalan SDM menjadi satu tantangan tersendiri dimana gerakan koperasi membutuhkan tenaga yang bisa mengikuti teknologi dengan cepat. 


Sri Untari Bisowarno berharap pemerintah untuk mentelaah kembali terhadap diktum - diktum aturan yang sudah dibuat. "Menurut kami belum sampai  mesonding ke bawah, sehingga nampak mendapatkan sebuah pertanyaan - pertanyaan yang sifatnya mendasar, karena kalau pemerintah arahnya korporasi koperasi yang dibawah tidak semuanya siap, yang kecil mau dikemanakan ini yang harus kita pikirkan", pungkasnya.


Sementara itu, menanggapi beberapa tantangan yang dihadapi gerakan koperasi, sebagai Ketua Dekopin Jawa Timur Slamet Susanto kepada awak media menjelaskan, " tantangan ini kita tindak lanjuti dengan MoU, peran Dekopin sebagai rumah koperasi harus mampu fasilitasi yang baik, advokasi yang profesional dan edukasi yang berkelanjutan dalam bentuk MoU dengan Telkomsel. Bagaimana koperasi menuju koperasi modern berbasis digital, dan semua itu tidak terwujud tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang mumpuni". 


Dirahapkan dengn adanya MoU tersebut koperasi mampu merubah gaya kerja yang manual menjadi digital. MoU sendiri dilakukan dengan Telkomsel wilayah Jawa Bali dengan pelaksanaan perjanjian kerja sama ( PKS ) pertama dilaksanakan di Kabupaten Magetan. 


"Untuk mewujudkan ini anak - anak muda kita libatkan, maka kami mengundang lima koperasi mahasiswa ( Kopma ) sebagai pelopor dalam membangun kaderisasi koperasi ini dari sisi edukasi, dari sisi advokasi Dekopin Jatim selalu berupaya untuk melakukan koreksi terhadap regulasi pemerintah ",ujar Slamet Susanto.

(Sam) 

×
Berita Terbaru Update