Cilegon - Puluhan mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Buddhi Dharma Kota Tangerang, Banten, kunjungi Journalist Boarding School (JBS) yang juga merupakan Pusdiklat PWI Banten di Cibeber, Kota Cilegon, Rabu (14/12/2022).
Selain untuk belajar melalui seminar jurnalistik, kunjungan tersebut ditujukan untuk meningkatkan pemahaman para mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Buddhi Dharma terkait dunia jurnalistik.
Didampingi oleh Dosen Universitas Buddhi Dharma, Tia Nurapriyanti, para mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi itu mendapatkan wawasan terkait jurnalistik dengan para praktisi dan tokoh pers di Banten, salah satunya Firdaus.
Dalam seminar tersebut, Firdaus yang merupakan tokoh pers Banten serta owner JBS, sekaligus Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) menyampaikan kepada para mahasiswa Universitas Buddhi Dharma terkait dunia jurnalistik.
Dimana, kata Firdaus, jurnalistik merupakan pekerjaan tim, yang didalamnya terdapat wartawan sebagai profesi dan perusahaan pers yang menaungi serta mengelola manajemen sebuah media.
"Untuk mengenal jurnalis, kita harus mengenal anatominya terlebih dahulu. Jadi kalau sudah mengenal anatominya kita tidak akan salah dalam memahami tentang jurnalis,"kata Firdaus.
Pada kesempatan tersebut, Firdaus yang juga mantan Ketua PWI Banten dua periode itu menjelaskan terkait dengan profesi jurnalis atau wartawan.
"Jurnalis itu pekerja profesional. Tapi dia bukan buruh, dia profesi seperti jaksa, dokter, pengacara, akuntan, nah tetapi seluruh jurnalis itu terikat dalam kaidah kerja di perusahaan,"ujarnya.
Untuk itu, lanjut Firdaus yang juga pernah menjadi Wakil Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat menyampaikan, sebagai sebuah profesi, jurnalis atau wartawan harus memiliki kompetensi, dimana kompetensi tersebut harus memenuhi stardardisasi yang telah ditetapkan oleh Dewan Pers sebagai lembaga yang menaungi kemerdekaan pers.
Selain itu, Firdaus juga menambahkan, saat ini banyak juga pengusaha yang membuat perusahaan pers hanya untuk sekedar kepentingan politik.
"Nanti ada standar perusahaan pers. Jurnalisnya apapun yang ditulis untuk kepentingan sesaat harus merupakan kaidah oleh karena itu ada PWI yang jelas posisinya dengan kode etik jurnalistik. Urusan menulis dan sebagainya setiap hari pasti belajar menulis.
Bagaimana nanti output bisa keluar dari perguruan tinggi yang punya standar. Jurnalis itu diakui dan jurnalis itu standarnya di Dewan Pers," tambahnya.
Firdaus juga menuturkan, pada masa kini, tenaga administrasi dalam perusahaan pers juga harus bisa membuat rilis, hal itu harus dikuasai dan menjadi sebuah standar ke depannya.
Untuk itu, Firdaus berharap, ke depan, para mahasiswa yang saat ini tengah belajar terkait Ilmu Komunikasi dan ingin terjun ke dunia jurnalis, setelah selesai kuliah dapat memiliki sertifikasi standar, dan diakui sebagai jurnalis.
"Tulisannya dianggap sesuai dengan tulisan jurnalis lainnya, syaratnya kaidah nanti dibimbing oleh dosen, dan kerjasama dengan PWI dan SMSI,"pungkas Firdaus.
Pada kesempatan tersebut Firdaus juga berharap, mahasiswa yang saat ini ingin terjun ke dunia jurnalis dapat mandiri, salah satunya membuat informasi melalui media sosial pribadi.
"Saya berharap ke depan hal ini bisa terus disinergikan antara universitas atau perguruan tinggi dengan PWI melalui pusat litbang di JBS, maupun dengan SMSI melalui perusahaan pers yang tergabung di dalamnya,"tandasnya.
Hadir dalam seminar tersebut, Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Banten, Media Sucahya yang juga Dosen Universitas Serang Raya, Ketua PWI Banten Rian Nopandra, serta Wakil Ketua Bidang Pendidikan PWI Banten Ahmad Fauzi Chan.
(rls/hin)