Teluknaga - Kisah miris, sedih dan Kondisi Banjir selama hampir 3 bulan yang dialami oleh warga Kampung Gaga RT 001/03 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Provinsi Banten mulai menyeruak mendapatkan reaksi dari warga setempat yang mulai mengeluhkan situasi yang terjadi di wilayahnya, jumat (11/02/2022).
Untuk diketahui dari pantauan langsung tim media yang turun ke lokasi banjir dan mewawancarai beberapa warga, kondisi banjir kurang lebih 50 cm tersebut telah membuat rumah rumah di sekitarnya berlumut bahkan jalan masuk Kampung Gaga RT 01/03 Konblock nya sudah licin karena tumbuhnya lumut.
Salah satu warga Kampung Gaga, Darmin kepada awak media menjelaskan, kami sudah menderita selama 3 bulan ini sejak Desember 2021, RT dan RW serta Kepala Desa Tanjung Pasir bahkan Camat Teluknaga sudah mengetahui situasi ini tapi sampai sekarang belum ada solusi yang terbaik atas penderitaan yang kami alami.
“Warga sebagian sudah menderita penyakit kulit, tadinya kampung kami ini ada pembuangan dan penyerapan air, tapi setelah adanya pembangunan oleh pengembang, semua saluran pembuangan air telah tertutup.
Sebelumnya tidak pernah terjadi seperti ini, kalau pun banjir hanya numpang lewat, dimana hati nurani pemerintah daerah,” papar warga Kampung Gaga.
Kepala Desa Tanjung Pasir, Arun S.Ip menjelaskan, ada sekitar 65 KK warga Kampung Gaga RT 01/03 sudah menjerit dengan kondisi yang di alami sampai saat ini, situasi ini telah diketahui oleh pak Camat dan BPBD, tapi sampai sekarang belum juga menemui solusi yang terbaik.
“Saya sudah sampaikan situasi yang ada ke pak camat dan BPBD, tapi sampai saat ini belum menemui solusi nya, dan benar bantuan sembako telah diterima oleh warga akan tetapi bukan hanya sembako saja yang di butuhkan tapi bagaimana caranya untuk menyurutkan airnya.
Kami sudah berusaha baik melalui beberapa pompa air bahkan sampai beko diturunkan tapi tetap saja tidak menemui hasil yang maksimal,”jelasnya kepada awak media.
Sementara itu aktivis serta penggiat konservasi Budi Usman mengatakan bahwa akibat dari genengan air yang mengendap hingga 3 bulan lamanya disamping akibat saluran irigasi yang tersumbat serta curah hujan yang tinggi, juga ada faktor dari proses alih fungsi lahan pertanian dan perikanan ke lahan konversi baru yang tidak terkendali.
Budus berharap juga untuk perlu dipikirkan penyediaan tandon atau penampungan air sementara dan mendesak Pemkab Tangerang dan Pemerintah Propinsi Banten serta PUPR RI malalui balai besar Cisadane Ciliwung dengan regulasinya melakukan normalisasi Sungai anak sungai Cisadane maupun Sungai Cisadane.
Menurut Budi Usman bahwa perlu antisipasi jangka pendek yaitu pembuatan Kolam Retensi adalah kolam Retensi Adalah kolam dibuat untuk menggantikan fungsi lahan resapan yang sudah tidak bisa lagi menjalankan fungsinya dengan maksimal dikarenakan banyak hal.
Misalnya saja lahan resepan yang tertutup, lahan resapan yang berubah fungsi serta beberapa penyebab lainnya,"tandas Budus.
Perlu juga mendesak di buat Waduk buatan yang merupakan perairan berbentuk bendungan, maka debit air yang muat di waduk pun biasanya sangat banyak.
Hal ini dapat dimanfaatkan oleh warga untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari, baik dalam operasional maupun investasi, "tegas Budus.
Sekretaris BPBD Kabupaten Tangerang, Tifna, ketika diminta tanggapannya atas kondisi yang dialami warga Kampung Gaga mengatakan, kami telah memberikan bantuan berupa sembako. Langkah selanjutnya, secepatnya kami akan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mencari solusi yang terbaik.
“Dalam situasi ini, kami akan bekerja sama dengan DBMSDA, dan secepatnya kami akan koordinasi dengan pihak-pihak terkait yang ada di wilayah, nanti saya akan koordinasi dengan pak Dedi (Kabid DBMSDA,red),” pungkasnya.
(rls/hin)