OnlinePantura.com - Sekitar 400 tahun yang lalu, seekor Kambing Kamois ( Chamois) yang sedang mengembara mati di Pegunungan Alpen.
Binatang itu terkubur dalam salju dan hilang di bawah gletser selama berabad-abad sampai tubuhnya membeku.
Namun gletser gunung yang mencair nampaknya membuat mumi Kambing kamois ini terlihat di permukaan dan tanpa sengaja ditemukan oleh pendaki.
Kambing Kamois ini adalah spesies kijang kambing asli pegunungan di Eropa. Ditemukan setelah enam jam mendaki pegunungan bersalju Val Aurina di South Tyrol, Italia.
"Hanya separuh tubuh hewan yang tertutup salju. Kulitnya sama sekali tak berbulu, saya belum pernah melihat yang seperti itu. Kami segera melaporkannya ke pihak berwenang," ungkap Herman Oberlechner, pendaki yang menemukan mumi kambing, seperti dikutip dari IFL Science, Selasa (8/9/2020).
Tetapi bukan hanya soal temuan mumi hewan yang langka ini saja yang menarik. Penemuan tersebut pun menjadi hal yang berharga bagi peneliti.
Sebab, melalui mumi kambing itu, peneliti berencana untuk mempelajari bagaimana cara menangani mumi beku lain yang terawetkan tanpa merusak DNA purba mereka.
Misalnya saja untuk membantu mempelajari mumi es Otzi the Iceman yang terkenal.
Dengan bantuan mumi kambing asli Eropa tersebut, peneliti mungkin akan lebih banyak lagi mengungkap kehidupan dari Otzi.
"Tujuan kami adalah menggunakan data ilmiah untuk mengembangkan prosedur konservasi yang valid untuk mumi yang membeku. Dan ini adalah pertama kalinya mumi hewan akan digunakan dengan cara ini," papar Albert Zink, Direktur Institute for Mummy Studies di Eurac Research.
Melansir dari Live Science, proses pemindahan mumi kambing dari pegunungan juga cukup sulit. Pasalnya, mumi berada di ketinggian 3200 meter.
Peneliti harus bekerjasama dengan Korps Tentara Alpine, infanteri khusus dari Tentara Italia.
"Tujuan kami adalah menggunakan data ilmiah untuk mengembangkan prosedur konservasi yang valid untuk mumi yang membeku. Dan ini adalah pertama kalinya mumi hewan akan digunakan dengan cara ini," papar Albert Zink, Direktur Institute for Mummy Studies di Eurac Research.
Melansir dari Live Science, proses pemindahan mumi kambing dari pegunungan juga cukup sulit. Pasalnya, mumi berada di ketinggian 3200 meter.
Peneliti harus bekerjasama dengan Korps Tentara Alpine, infanteri khusus dari Tentara Italia.
Setelah berhasil diterbangkan dengan helikopter, mumi kemudian di bawa ke laboratorium konservasi Eurac di Bolzano, Italia. Mumi disimpan pada suhu minus 5 derajat Celcius.
Suhu penyimpanan yang terlalu hangat akan menyembabkan jaringan rusak, begitu juga informasi genetik dalam sel mumi.
Peneliti sendiri sudah melakukan penelitian tentang kondisi pengawetan yang optimal untuk menjaga mumi tetap dalam kondisi baik.
Adanya mumi kambing kamois ( Chamois) ini juga jadi harapan baru dan kesempatan mempelajari bagaimana kondisi eksternal dapat memengaruhi DNA.***