OnlinePantura.com - Covid-19 yang mewabah hingga saat ini tidak sedikit masyarakat memilih lakukan hal yang mengancam keselamatan masyarakat banyak. Salah satu contoh aktifitas yang dilakukan oleh sekelompok warga Desa Tawangrejo, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur.
Salah seorang aparatur desa, Kepala Dusun (Kasun),Yahudi Sampurno, Dusun Babadan yakni melakukan kegiatan penggalian tanah dan batu di pekarangan sekitarnya.
Kegiatan ini ia lakukan untuk mencari peluang usaha mendapatkan sebuah harapan. Yakni menambah income (pemasukan) pribadi dan masyarakat yang ada di sekitar kegiatan tersebut.
Yahudi melakukan kegiatan ini tujuannya mencari tambahan nafkah di tengah ekonomi yang dianggapnya semakin sulit. Dengan berbekal 2 unit alat berat mengeruk tanah dan batu di sebuah lahan di tepi bukit. Lahan yang di keruk tersebut tepatnya berada di pinggir jalan poros desa, berbatasan dengan sawah dan sungai.
Tanpa disadari, wabah Covid-19 ini benar-benar meluluh-lantakkan sendi perekonomian. Tak pandang bulu, kaya, miskin, tua, muda, di negara manapun merasakannya, baik pejabat tinggi negara hingga masyarakat biasa, Dengan adanya pendemi Covid-19 ini sangat dirasakan dampaknya oleh semua kalangan. Maka tak heran jika dimana-mana terjadi kesulitan dan hambatan, dalam rangka menggerakkan roda perekonomian.
Ditambah dengan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) maupun pengurangan karyawan, marak terjadi di semua sektor perusahaan. Dengan terjadinya kondisi seperti saat sekarang ini, Yahudi Sampurno mencari peluang usaha untuk mendapatkan sebuah harapan. Yakni upaya menambah income pribadi dan masyarakat sekitar. Dengan cara melakukan penggalian tanah dan batu di pekarangan sekitarnya.
Salah seorang tokoh masyarakat desa setempat Sugianto berpendapat, siapa saja boleh melakukan atau membuat usaha apa pun untuk mendapatkan hasil. Namun yang disayangkan, Yahudi Sampurna belum melengkapi masalah perijinan kegiatan yang sudah dilakukannya itu.
Mengenai dampak lingkungan belum mereka terpikirkan dan bagi mereka, yang terpenting adalah dikerjakan dulu, dapat uang untuk dinikmati dan dibagi-bagi dengan kelompoknya. “Informasinya, masalah perijinan dilakukan dan diurus belakangan,” kata Sugianto.
Menurut Sugianto, di waktu yang bersamaan ini pemerintah desa setempat juga sedang melakukan pengeprasan/pelebaran jalan yang berbatasan langsung dengan tebing kawasan Perhutani. Informasinya, upaya yang dilakukan ini yang terpenting adalah, tanah, pasir, batu hasil keprasan tersebut bisa dijual dan jalan menjadi lebar. Sedangkan masalah ijin melakukan kegiatan dan dampak lingkungan belum mereka terpikirkan.
Sejak beberapa hari kegitan ini berlangsung, setiap hari puluhan truk pengangkut tanah, pasir dan batu lalu lalang lewat melintas di jalan tengah kampung tersebut.
Menurut Sugianto, dalam hal ini Yahudi Sampurna sendiri yang menjadi penanggungjawab, otomatis ijin lewat jalan kampung, dampak lingkungan warga sekitar jelas sekali akan mudah diatasi dengan jabatannya sebagai seorang kepala dusun. “Untuk sementara, harus puas hanya menjadi penonton saja,”ungkapnya.(One)