Blitar - Muryani, warga Kelurahan Wlingi, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. Petugas kebersihan kesehariannya memungut sampah. Menciptakan sebuah alat olah sampah plastik menjadi bahan bakar mintak (BBM).
Dari alat yang ia buat begitu luar biasa kegunaannya, yakni merubah sampah plastik seperti kantong kresek, tutup botol dan plastik keras lainnya ia sulap menjadi BBM.
Muryani menjelaskan, alat buatannya itu diberi nama destilator. Bisa menghasilkan 3 jenis BBM secara bersamaan, yakni premium, solar dan minyak tanah. Sehingga alat ini mempunyai nilai ekonomi, dimana sampah plastik bisa jadi bahan bakar yang nilainya tinggi.
Spesifikasinya dari 5 kilogram plastik di godok menggunakan alat ini yang ia ciptakan bisa menghasilkan 3 liter solar, 1,5 premium dan 0,5 minyak tanah. Sedangkan sisa limbah yang berupa abu hanya dalam hitungan gram saja atau seperti ampas kopi dalam cangkir.
Ia mengaku, alat berbentuk kotak terhubung pipa besi stainles steel ini adalah asli dibuatannya. Menyatakan berhasil setelah ia melakukan beberapa pengembangan dari waktu ke waktu hingga sempurna seperti sekarang.
Kegiatan mulai dari mengumpulkan sampah dari warga setempat dan merakit alat tersebut ia hanya dibantu oleh anaknya sendiri, yang kebetulan memang mempunyai keahlian las besi. Sedangkan permodalannya pun tanpa ada campur tangan dari pemerintah setempat.
Tonton Video nya :
Tidak sedikit orang menyangka, kalau Muryani mempunyai latar berlatar belakang seorang insinyur teknik atau ilmuan. Ternyata ia hanya seorang anak lulusan Sekolah Dasar (SD), setelah putus sekolah waktu di Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Namun ia mempunyai keingintahuan yang sangat tinggi dan pekerja keras. Dari latar belakang itu Muryani ingin membuktikan sendiri tentang teori yang di dapat dan langsung dipraktekkan.
“Saya hanya lulus SD saja dan waktu itu saya sempat diberitahu oleh ayah saya, plastik kalau dipanaskan bisa jadi minyak. Dari situ saya praktek sendiri hingga jadi seperti ini,” jelasnya.
Penemuannya ini sudah diakui oleh masyarakat. Sebab, Muryani sempat didaftarkan untuk lomba inovasi teknologi dan mendapat di tingkat kabupaten. Lalu di tingkat provinsi mendapat juara 2. Bahkan mesin buatannya itu sudah tersebar di seluruh Indonesia.
Dari penemuannya membuat destilator ini bahkan ada yang menawarinya untuk bergabung dalam satu lembaga riset. Namun ia menolaknya dan memilih di sini tetap jadi tukang sampah saja. Sebab menurutnya, tukang sampah itu bagaikan dari pahlawan. Karena selama ini sampah menjadi masalah utama di Indonesia.
"Jadi saya pilih disini saja, terus mengembangkan alat saja dan sekaligus mengolah sampah jenis plastik menjadi BBM,” pungkasnya.(One)