onlinepantura.com SEMARANG -
Ratusan Santri pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan Mijen, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, mengikuti kegiatan diskusi bersama pada Rabu 28 Januari 2020.
Duskusi yang bertema “Pentingnya Menjaga Tradisi Santri Dalam Menjaga Toleransi, Memerangi Ekstremisme Dengan Cerdas dan Berwawasan Kebangsaan, Untuk Pilkada Damai”. dihadiri oleh narasumber Komisi Fatwa MUI Jawa Tengah sekaligus pengasuh Ponpes Fadhlul Mijen, Dr.KH. Fadlolan Musyaffa, Lc., MA, Pengasuh Pesantren Mathaliul Falah, Kajen, KH. Mohammad Ghufron Wahid, Ketua Bawaslu Kota Semarang Muhammad Amin, S.AP, M.H.
Dr. KH. Fadlolan Musyaffa' Lc. MA Komisi Fatwa MUI Jawa Tengah, dan Pengasuh Ponpes Fadhlul Fadhlan Mijen dalam sambutannya mengatakan, kelompok ekstrem ada yang memiliki Pesantren, tetapi mereka tidak mengajarkan tradisi demokrasi. Mereka dengan fanatik menjalankan doktrin Khilafah,"terangnya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa mereka gemar menjustis pihak lain sebagai ahli sesat, kafir, bid’ah. Sementara terhadap pemimpin negara mereka menuduh thogut.
"Mereka menganut Ideologi Al wala’ wal baro’, dengan komitmen siapa yang ikut pihaknya akan aman, jika tidak maka akan men jadi musuh mereka".
Ia menekankan bahwa Pesantren seharusnya mencetak generasi yang dapat menghargai perbedaan,"jelasnya.
Demikian halnya dijelaskan K.H Mohammad Ghufron Wahid Anggota Dewan Pengasuh Pesantren Perguruan Islam Mathaliul Falah, Kajen, Margoyos, Pati menyoroti terkait peran masyarakat muslim dalam menjaga ukhuwah.
Dirinya mengatakan semua orang ingin jadi muslim yang benar, namun cara yang ditempuh kadang berbeda. Padahal cara tersebut menentukan, diantaranya apakah masuk kategori radikal, ekstrem ataukah moderat. Kebanyakan orang ekstrem ingin menjadikan janji tersebut nyata dengan cara instan, sepert menempuh cara-cara kekerasan,"ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Bawaslu Kota Semarang Muhammad Amin, S.AP, M.H., menyampaikan bahwa Tahun 2020 Semarang Kota dan Kabupaten mengadakan Pilkakada.
"Hendaknya santri semua ikut menggunakan suaranya dengan baik. Peran santri minimal bisa menginformasikan kepada Bawaslu, jika terjadi adanya pelanggaran, seperti politik uang, membuat keonaran yang terkait Pilkada.
"Santri adalah benteng terakhir penjaga NKRI dari ancaman ekstremisme dan terorisme," katanya.***