KRONJO - Korban penyalahgunaan narkoba terus berjatuhan. Ironisnya, sebagian besar adalah generasi muda. Kaum milenial pun harus waspada, karena mereka adalah target empuk perusak generasi penerus bangsa.
Hal itu disampaikan Ajun Komisaris Polisi (AKP) Budi Susanto, Kanit Res Narkoba Polresta Tangerang saat menjadi narasumber TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) 105 Kronjo Non Fisik di SMK PGRI Sindang Sono, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Senin (15/7/2019).
Kegiatan yang dihelat Kodim 0510/Tigaraksa itu dihadiri sekitar 60 siswa sekolah setempat.
Untuk diketahui, kegiatan TMMD 105 Kronjo meliputi kegiatan bakti fisik di Desa Blukbuk, Kronjo, juga bakti non fisik berupa penyuluhan kepada siswa sekolah menengah tingkat atas di Kabupaten Tangerang. Selain itu, Kodim 0510/Tigaraksa juga menggandeng berbagai institusi, diantaranya Polri, Perguruan Tinggi dan Pemkab Tangerang.
Dalam pemaparannya, Budi mengatakan, bahaya penyalahgunaan narkoba pada generasi muda sudah mengkhawatirkan. Ia mencontohkan, dari kasus yang diungkap Polresta Tangerang dan jajaran, sebagian besar pengguna maupun pengedar barang haram itu adalah mereka yang tergolong usia produktif.
"Beragam modus terjadi. Banyak alasan dikemukan (pengedar dan pengguna). Namun, tetap saja tindakan mereka salah dan melanggar hukum," kata Budi.
Budi menyontohkan, salah satu modus pemicu penyalahgunaan narkoba karena pergaulan. Kata Budi, awalnya pengguna sama sekali tidak mengenal barang yang dilarang oleh UU No. 35 tahun 2009 itu. Namun, karena bujuk rayu teman atau bandar, akhirnya seseorang bisa terjerumus.
"Awalnya pemakai diberikan secara cuma-cuma, coba-coba, akhirnya setelah kecanduan, mereka harus membeli sendiri," ujarnya.
Setelah fase ketergantungan itu, lanjut Budi, seorang pengguna narkoba tidak lagi dapat berfikir logis dan bertindak normal. Karena, efek samping dari zat adiktif yang terkandung dalam narkoba, menyebabkan proses kerja otak terganggu.
"Setelah kecanduan, yang ada dipikiran pengguna narkoba adalah mendapatkan barang haram tersebut. Berbagai cara dilakukan, termasuk melakukan tindakan kriminal," katanya.
Saat kondisi demikian terjadi, Budi mengatakan mimpi dan cita-cita pun pupus. Karena narkoba telah mengendalikan hidup penggunanya.
"Sehingga satu-satunya adalah menghindarinya. Jangan dekati atau sentuh barang haram tersebut. Narkoba musuh kita bersama," tegasnya.
Terpisah, Dansatgas TMMD 105 Kronjo Letkol Inf Parada Warta Nusantara Tampubolon mengatakan, kegiatan bakti Non Fisik bertujuan untuk menamankan nilai-nilai kebangsaan bagi para siswa sekolah tingkat menengah atas.
Parada memandang penting upaya itu dilakukan mengingat tantangan yang dihadapi kaum milenial itu semakin berat.
"Kami berusaha menanamkan nilai-nilai positif agar adik-adik kita terhindar dari berbagai pengaruh buruk yang dapat merusak mental dan karakter mereka," kata Parada.
Selain itu, penyuluhan yang juga melibatkan institusi lain seperti Polri, Perguruan Tinggi dan Pemerintah Kabupaten Tangerang juga bagian dari gerakan revolusi mental yang dicanangkan pemerintah.
"Mengokohkan mental generasi muda adalah tugas dan tanggung jawab bersama. Kami berusaha mewujudkannya dengan berbagai pendekatan, salah satunya penyuluahan kepada kaum milenial selama program TMMD 105 Kronjo," pungkasnya.
Solihin/Rls
Hal itu disampaikan Ajun Komisaris Polisi (AKP) Budi Susanto, Kanit Res Narkoba Polresta Tangerang saat menjadi narasumber TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) 105 Kronjo Non Fisik di SMK PGRI Sindang Sono, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Senin (15/7/2019).
Kegiatan yang dihelat Kodim 0510/Tigaraksa itu dihadiri sekitar 60 siswa sekolah setempat.
Untuk diketahui, kegiatan TMMD 105 Kronjo meliputi kegiatan bakti fisik di Desa Blukbuk, Kronjo, juga bakti non fisik berupa penyuluhan kepada siswa sekolah menengah tingkat atas di Kabupaten Tangerang. Selain itu, Kodim 0510/Tigaraksa juga menggandeng berbagai institusi, diantaranya Polri, Perguruan Tinggi dan Pemkab Tangerang.
Dalam pemaparannya, Budi mengatakan, bahaya penyalahgunaan narkoba pada generasi muda sudah mengkhawatirkan. Ia mencontohkan, dari kasus yang diungkap Polresta Tangerang dan jajaran, sebagian besar pengguna maupun pengedar barang haram itu adalah mereka yang tergolong usia produktif.
"Beragam modus terjadi. Banyak alasan dikemukan (pengedar dan pengguna). Namun, tetap saja tindakan mereka salah dan melanggar hukum," kata Budi.
Budi menyontohkan, salah satu modus pemicu penyalahgunaan narkoba karena pergaulan. Kata Budi, awalnya pengguna sama sekali tidak mengenal barang yang dilarang oleh UU No. 35 tahun 2009 itu. Namun, karena bujuk rayu teman atau bandar, akhirnya seseorang bisa terjerumus.
"Awalnya pemakai diberikan secara cuma-cuma, coba-coba, akhirnya setelah kecanduan, mereka harus membeli sendiri," ujarnya.
Setelah fase ketergantungan itu, lanjut Budi, seorang pengguna narkoba tidak lagi dapat berfikir logis dan bertindak normal. Karena, efek samping dari zat adiktif yang terkandung dalam narkoba, menyebabkan proses kerja otak terganggu.
"Setelah kecanduan, yang ada dipikiran pengguna narkoba adalah mendapatkan barang haram tersebut. Berbagai cara dilakukan, termasuk melakukan tindakan kriminal," katanya.
Saat kondisi demikian terjadi, Budi mengatakan mimpi dan cita-cita pun pupus. Karena narkoba telah mengendalikan hidup penggunanya.
"Sehingga satu-satunya adalah menghindarinya. Jangan dekati atau sentuh barang haram tersebut. Narkoba musuh kita bersama," tegasnya.
Terpisah, Dansatgas TMMD 105 Kronjo Letkol Inf Parada Warta Nusantara Tampubolon mengatakan, kegiatan bakti Non Fisik bertujuan untuk menamankan nilai-nilai kebangsaan bagi para siswa sekolah tingkat menengah atas.
Parada memandang penting upaya itu dilakukan mengingat tantangan yang dihadapi kaum milenial itu semakin berat.
"Kami berusaha menanamkan nilai-nilai positif agar adik-adik kita terhindar dari berbagai pengaruh buruk yang dapat merusak mental dan karakter mereka," kata Parada.
Selain itu, penyuluhan yang juga melibatkan institusi lain seperti Polri, Perguruan Tinggi dan Pemerintah Kabupaten Tangerang juga bagian dari gerakan revolusi mental yang dicanangkan pemerintah.
"Mengokohkan mental generasi muda adalah tugas dan tanggung jawab bersama. Kami berusaha mewujudkannya dengan berbagai pendekatan, salah satunya penyuluahan kepada kaum milenial selama program TMMD 105 Kronjo," pungkasnya.
Solihin/Rls