Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Propaganda Tepung

Jumat, November 16, 2018 | 22:42 WIB Last Updated 2021-04-07T06:54:27Z
Propaganda Tepung

Oleh : Ayatullah Chumaini, SH 

Capek , lelah  kata-kata salah dan benar dalam berpolitik  akan dihabisi seperti tepung yang di tumbuk .
Memang benar,...

Dunia hiburan politik tak lepas dari cengkraman aroma masakan propaganda

Tiga abad yang lalu,..
Propaganda bersifat objektif dalam
Pertempuran warna warni kemajemukan. 

Lihatlah propaganda disaat meraih kemerdekaan berteriaklah seantero katulistiwa "merdeka atau mati",kata-kata  itu adalah propaganda yang suci,
Kekuatan penjajajah kapitalis, sekurel dan pembuat piramid  terkalahkan dalam teriakan jiwa yang putih.

Kaum meditasi putih,tentara petani dan pemikir  bersama-sama melangkahkan kaki membentuk Uni sambil memegang  pena, keris, tombak dan bambu kesaktian "  dan berkata : " ALLAH maha besar , matilah kaum penjajah , matilah pemecah belah perahu. 

Itulah propaganda suci sepanjang jaman.

Detik ini,..
Kenapa sekarang kaum meditasi ikut campur dalam propagandanya?..

Seharusnya kaum meditasi membuat propaganda untuk reformasi publik!!
Bukan turut serta dalam  hubungan vertikal yang tidak  nyaman.

Seperti beras yang ditumbuk jadi tepung setelah itu menjadi adonan sebagai warisan menu masakan yang mempunyai cipta rasa asin, gurih dan enak untuk di makan.

Kenapa kaum pemikir  tidak ada kemampuan membuat propaganda politik yang  putih? 

Apakah sama halnya dengan resep siap saji yaitu Tepung menjadi adonan

Sampai Hari ini,...
Propaganda dalam politik tidak menampakan jejak  ketidakpedulian hanya sebuah alat untuk mencapai tujuan kotor saling menghabisi karekteristik. 

Propaganda tidak lebih dari senjata yang mematikan ditangan sang ahli hasil akhirnya jiwa intelgensia menjadi amnesia.

Perang tagar telah terjadi,  perang opini menjadi keharusan semua menjadi tak pernah habis seperti ombak di lautan dan tepung yang bertebaran. 

Hal yang menjadi kecil dijadikan alat bantu bukti  pembesaran bagi peranan politikus.

Adolf hitler dalam catatan Mein Kampf mengatakan " Rakyat sebuah bangsa  tidak terdiri atas diplomatik,  profesor hukum politik atau orang-orang yang membentuk opini rasional. 

Ia terdiri atas manusia biasa yang goyah dan ragu dan tidak pasti. Jadi buatlah propaganda yang seharusnya membentuk tentang pencerahan elemen psikologi yang benar,  bukan dari tipuan atau omong kosong yang hasilnya pemecah pemersatu bagi bangsa dan negara".

Kemudian,..
Banyak politikus yang mengiklankan persis seperti iklan sabun setelah mandi kembang aroma wanginya sungguh semerbak laksana bidadari yang cantik jelita penuh dengan komedo, tapi setelah mandi membentuk aroma kemenyan  seperti kaum ksatria hitam, hasilnya ingkar janji dan dijadikan wan prestasi oleh penghuni hutan lindung.

seharusnya politikus setiap hari harus memakai sabun mandi menghilangkan komedo diwajahnya untuk bercermin sebagai pencerahan psikologis. 

Lihatlah iklan berbaris di bawah Pohon dengan wajah editan Photoshop , kadang aku tertawa poster yang mahal di pasang di tiang listrik.

Dan jika ,....
kaum politikus,.tukang sukses calon  tersebut mengerti bahwa politik  adalah seni, maka propaganda  adalah seni sama hal dengan berpolitik.

Gunakan propaganda untuk meraih kemenangan bersifat subtansi struktural  kerakyatan yang sejuk dan tingkat intelektualnya digunakan untuk kebahagian bersama.

Apa yang terjadi akibat propaganda yang buruk? 

Confensius berkata : "Sekalipun golongan kanan dan  kiri bermusuhan, jika berada bersama didalam satu perahu yang dihempas ombak, tentulah mereka bekerja  sama, persis seperti yang dilakukan oleh tangan kanan dan kiri".

Ayatullah Chumaini, SH 
Ketua Dewan Perwakilan Anak Ranting ( DPAR ) Partai GARUDA Desa Tegal Kunir Lor Kecamatan Mauk Kabupatan Tangerang Banten
(red/red )

×
Berita Terbaru Update